test you

Widget

Kamis, 30 Desember 2010

Pendekatan pengembangan sistem

Ada banyak cara dalam lakukan pendekatan terhadap Pengembangan Sistem Informasi, seperti Insourcing (SDLC), Prototyping, Pemakaian Paket Perangkat Lunak, Selfsourcing dan Outsourcing.

-Insourcing
1. Fitur
Proses Formal dilakukan tahap demi tahap secara berurutan
Spesifikasi dan persetujuan dalam bentuk tertulis
Peran pemakaian terbatas
2. Kelebihan
Perlu untuk sistem dan proyek yang kompleks
3. Kelemahan
Pelan dan Mahal
Perubahan tidak dapat dilakukan dengan cepat
Banyak kertas yang perlu dikelola

-Prototyping
1. Fitur
Kebutuhan ditentukan secara dinamis melalui sistem percobaan
Proses cepat, tidak formal dan berulang
Pemakaian secara terus-menerus berinteraksi dengan prototipe
2. Kelebihan
Cepat dan tak mahal
Berguna manakala kebutuhan-kebutuhan tak menentu dan jika antarmuka pemakai-akhir merupakan hal yang penting
Meningkatkan partisipasi pemakai
3. Kelemahan
Tak cocok untuk sistem yang kompleks dan besar

-Paket Perangkat Lunak
1. Fitur
Perangkat lunak komersial mengurangi kebutuhan internal untuk mengembangkan program
2. Kelebihan
Menurangi kerja untuk perancangan, pemprograman, installasi dan pemeliharaan
Dapat menghemat waktu dan biaya jika yang dikembangkan adalah aplikasi bisnis yang umum
Mengurangi kebutuhan sumber daya internal bidang sistem informasi
3. Kekurangan
Kemungkinan tidak cocok dengan kebutuhan organisasi yang bersifat unik
Kemungkinan tidak dapat melakukan beberapa fungsi bisnis dengan baik
Pencocokan dengan kebutuhan menaikan biaya pengembangan

-Selfsourcing
1 Fitur
Sistem dibuat oleh pemakai-akhir dengan menggunakan perangkat lunak generasi keempat
Cepat dan tidak formal
Peran spesialis sistem informasi sangat sedikit
2. Kelebihan
Pemakai mengendalikan pembuatan sistem
Menghemat waktu dan biaya pengembangan
Mengurangi ketertiggalan aplikasi yang dikehendaki
3. Kekurangan
Dapat membuat sistem informasi berkembang biak tanpa dapat dikendalikan
Sistem tidak selalu memenuhi dengan standar jaminan mutu

-Outsourcing
1. Fitur
Sistem dibuat dan seringkali dioperasikan oleh pihak luar
2. Kelebihan
Dapat mengurangi atau mengenalikan biaya
Dapat menghasilkan sistem sekalipun sumber daya internal tidak tersedia atau secara teknis kurang
3. Kekurangan
Kehilangan kontrol terhadap fungsi sistem informasi
Tergantung sekali pada vendor
Share:

Bahaya Malware

Program-program pengarsipan palsu terus tumbuh. Program ini biasanya menyamarkan diri mereka sebagai freeware atau alat untuk menghilangkan perlindungan lisensi dari piranti lunak yang legal. Setelah pengguna menjalankan program pengarsipan palsu, mereka diminta untuk mengirimkan pesan pendek (SMS) ke nomor premium sehingga mereka dapat mengakses isi arsip tersebut. Dalam kebanyakan kasus, setelah pesan dikirim, pengguna menerima petunjuk tentang cara menggunakan torrent tracker dan/atau link ke sana.ZeuS botnet, merupakan salah satu program jahat atau program mata-mata yang paling sering digunakan dan paling laris di pasar gelap online terutama karena kemudahan Trojan dalam keluarga Zeus yang dapat dikonfigurasi untuk mencuri data secara online.

Selain penangkapan anggota kelompok kriminal baru-baru ini terkait dengan ZeuS botnet, program jahat baru masih terus bermunculan dan mendukung penyebarannya. Virus.Win32.Murofet yang terdeteksi di awal Oktober lalu menghasilkan nama domain yang kemudian digunakan untuk menyebarkan Zeus botnet. Link untuk mendownload dan mengesekusi file Zeus dihasilkan dengan menggunakan tanggal dan waktu pada komputer korban. Virus ini memperoleh tahun, bulan, hari dan menit dari sistem, menghasilkan dua kata ganda, menambahkan salah satu dari beberapa zona domain yang popular, menambahkan “/forum” ke bagian akhir dari string dan menggunakannya sebagai link.

Analis Virus Senior di Kaspersky Lab, Vyacheslav Zakorzhevsky mengatakan, “Malware ini menunjukkan betapa kreatif dan bersemangatnya para pengembang Zeus dalam menyebarkan ciptaan mereka ke seluruh dunia.”Kecenderungan lain yang terlihat pada bulan Oktober, katanya, adanya berbagai skenario tipuan, tetapi hasilnya selalu sama. “Korban pada akhirnya akan mengeluarkan uangnya dan tidak mendapatkan file yang mereka inginkan. Jenis penipuan ini relatif baru dan baru terungkap beberapa bulan yang lalu. Sejak saat itu, hal ini telah menarik minat dari para penjahat dunia maya,” tambah Zakorzhevsky.

Lebih dari satu juta percobaan infeksi telah terdeteksi setiap bulannya oleh Kaspersky Lab sejak bulan Juli 2010. Trusteer, penyedia jasa keamanan dengan spesialisasi di bidang perbankan, juga melaporkan hal yang sama. Zeus botnet diperkirakan mengontrol lebih dari 100.000 komputer, 98% diantaranya adalah pengguna internet di Inggris. Pelaku mengumpulkan berbagai macam data pribadi pengguna komputer tersebut termasuk ID login akun online, informasi login ke bank, kartu kredit dan debit, tipe account, cookie browser, sertifikat sisi klien, login email dan social network bahkan hingga login FTP.

Amit Klein, CTO Trusteer menjelaskan, para kriminal tidak hanya mengumpulkan User ID dan password, namun, “Dengan informasi tambaha, mereka dapat mengontrol komputer pengguna sehingga mereka bisa memasukkan halaman web parsial atau penuh kedalam sesi web yang sedang berjalan dan menginject transaksi atau mengekstrak data lebih lanjut,” kata Klient.Analis virus dari Vaksincom, Alfons Tanujaya juga sempat menyampaikan, pengguna komputer biasa, dan para administrator perusahaan harus terus meningkatkan kewaspadaan, sebab Zues botnet hingga hari ini masih mengganas terutama di negara-negara dengan penetrasi internet tinggi.“Bahkan Zues botnet sempat dituding sebagai salah satu sarana penginfeksi dan pencuri data yang menyebabkan Google memutuskan hengkang dari China,” tuturnya.

Menurut pengamatan Vaksincom, Zues botnet sangat sulit dideteksi kecuali dengan tools khusus pemindai trafik jaringan. “Tetapi salah satu indikasi adanya Zues botnet adalah satu virus bernama Zbot yang akan di-drop pada komputer korbannya yang nantinya akan berfungsi sebagai agen Zues botnet untuk mencuri data penting korporat dan data rahasia negara,” lanjut Alfons.Para ahli di Kaspersky Lab pun memperingatkan pengguna untuk lebih berhati-hati saat berselancar di internet dan menahan diri untuk mengunjungi sumber web yang terlihat mencurigakan. Trojan.JS.FakeUpdate.bp, sebuah skrip dari keluarga FakeUpdate yang biasanya muncul pada situs-situs porno berada pada peringkat atas.

Ketika pengguna mengklik pada video klip, sebuah popup window muncul dan menginformasikan media player baru harus diinstal untuk bisa melihat klipnya. Player tersebut juga berisi Trojan yang memodifikasi file ‘hosts’. Trojan ini berhubungan dengan sejumlah situs populer dengan alamat IP lokal dan menginstal web server lokal pada komputer yang terinfeksi. Setelah ini, setiap kali pengguna mencoba untuk mengakses ke salah satu situs, sebuah halaman akan muncul dalam browser meminta pengguna untuk membayar konten dewasa yang dilihat.

Sumber : http://www.biskom.web.id

Share:

5 Tren Keamanan Cyber di 2011

Jenis kejahatan dunia maya atau cybercrime terus berkembang, seiring dengan teknologi jaringan dan alat yang marak digunakan oleh orang di seluruh dunia. Jika kejahatan dunia maya pada beberapa tahun belakangan antara lain berupa penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak dan lain sebagainya.

Di tahun 2011, perusahaan anti virus Symantec mencatat sekurangnya akan ada 5 tren keamanan cyber yang bakal berkembang. Apa saja itu?

1. Infrasturuktur Jadi Target Serangan, Pemerintah Bereaksi Lambat

Di tahun ini, Stuxnet telah dianggap sebagai prototipe yang menakutkan dari senjata cyber. Virus ini secara nyata telah menyerang sistem kontrol industri. Symantec memperkirakan bahwa penjahat cyber akan mengambil pelajaran dari yang dilakukan Stuxnet.Ini merupakan contoh paling signifikan sampai saat ini dalam hal sebuah virus komputer yang dibuat khusus untuk mengubah perilaku sistem hardware untuk menghasilkan sebuah dampak fisik di dunia nyata. Meskipun awalnya lambat, diperkirakan frekuensi dari serangan jenis ini akan meningkat.

Hasil temuan dari 2010 Critical Information Infrastructure Protection (CIP) Survey Symantec juga menggaungkan tren ini karena 48% responden mengatakan mereka memperkirakan akan mendapat serangan di tahun depan dan 80% percaya bahwa frekuensi serangan seperti itu akan meningkat.“Sebagian besar penyedia infrastruktur penting memberi dukungan dan sangat berharap agar bisa berkerjasama dengan pemerintah mereka dalam merencanakan CIP. Meski demikian, kami memperkirakan tidak akan banyak gerakan di sisi pemerintah terkait hal tersebut pada tahun ini,” tukas Symantec.

2. Kerentanan Zero-Day dan Target Sangat Khusus

Hadirnya Hydraq alias Aurora memberikan contoh bahwa ancaman cyber menyasar ke target yang sangat khusus dengan menyusup ke dalam organisasi tertentu atau sebuah sistem komputer tipe tertentu. Aurora meyebar dengan memanfaatkan kerentanan software yang sebelumnya tidak diketahui.Penyerang telah menggunakan celah keamanan seperti ini selama bertahun-tahun, namun ketika ancaman dengan target sangat khusus ini meraih momentum pada 2011. Symantec memprediksi, pengguna akan menyaksikan kerentanan zero-day lebih banyak muncul di 12 bulan ke depan dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Pemicu utama dibalik tren ini adalah sifat pendistribusian yang rendah dari malware tersebut. Ancaman dengan target tertentu hanya memfokuskan pada sejumlah kecil organisasi atau individu dengan tujuan mencuri data yang sangat berharga atau infiltrasi/mengakses sistem target.Dengan mengeksploitasi fakta ini, penyerang bermaksud untuk meningkatkan kegilaan mereka dan menyerang target mereka dalam sekali serangan tanpa diketahui.

3. Model Keamanan TI Baru

Penggunaan smartphone dan tablet akan terus tumbuh. Firma riset IDC memperkirakan, hingga akhir tahun pengiriman perangkat bergerak baru akan meningkat sebesar 55% dan Gartner meproyeksikan bahwa dalam waktu yang sama, 1.2 milyar orang akan menggunakan ponsel dengan kemampuan konektivitas web yang kaya.Ketika perangkat-perangkat menjadi lebih canggih sementara hanya sedikit bagian platform mobile yang menguasai pasar, maka tidak bisa dihindari bahwa penyerang akan memasuki perangkat bergerak di 2011 dan bahwa perangkat bergerak akan menjadi sumber utama hilangnya data rahasia.

Sebab, penyebaran gadget ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan menurun pada tahun yang akan datang, perusahaan-perusahaan akan tertarik dengan model keamanan baru untuk melindungi data penting yang tersimpan dan dapat diakses melalui perangkat ini.Lebih dari itu, ketika karyawan-karyawan menjadi lebih mobile dan bekerja ketika bepergian, perusahaan juga harus mengatasi berbagai tantangan yang berkaitan dengan mengadopsi model-model baru, seperti keamanan di cloud, untuk solusi-solusi sesuai yang akan bekerja mulus di banyak platform dan perangkat.

4. Memicu Teknologi Enkripsi

Meledaknya penggunaan perangkat bergerak di lingkungan perusahaan menandakan bahwa karyawan diharuskan untuk lebih taat terhdap berbagai regulasi perlindungan data industri dan privasi. Terlebih, selama ini banyak perusahaan dan organisasi yang tidak mengungkapkan ketika perangkat bergerak yang berisi data penting tersebut hilang, seperti yang mereka lakukan dengan notebook mereka.

Perusahaan diyakini juga akan melakukan pendekatan yang lebih proaktif terhadap perlindungan data dengan mengadopsi teknologi enkripsi agar memenuhi standar-standar ketaatan terhadap regulasi dan menghindari denda berat dan kerusakan pada brand mereka yang disebabkan oleh pelanggaran data.

5. Serangan yang Dipicu Kepentingan Politik

Dalam studi CIP Symantec disebutkan bahwa lebih dari setengah dari seluruh perusahaan mengatakan mereka curiga terhadap serangan yang diluncurkan dengan tujuan politik tertentu.Dahulu, serangan-serangan ini terutama ada dalam wilayah spionase dunia maya atau serangan jenis denial-of-service terhadap layanan web. Namun, dengan terbukanya kotak Pandora akibat Stuxnet, tampaknya kita akan melihat ancaman-ancaman ini bergerak lebih dari sekadar permainan spionase, karena malware dipersenjatai untuk menimbulkan kerusakan di dunia nyata.

Symantec beranggapan bahwa Stuxnet mungkin hanya indikasi pertama yang kasat mati dari upaya-upaya yang sejumlah orang menyebutnya sebagai ‘perang dunia maya’ yang telah terjadi selama beberapa waktu sekarang ini. “Pada 2011, indikasi-indikasi yang lebih jelas mengenai upaya mengontrol perlombaan senjata digital yang saat ini berlangsung akan muncul ke permukaan,” pungkas Symantec.

Sumber : http://www.biskom.web.id

Share:

Perkembangan Telematika di Indonesia

Di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.

1. Periode Rintisan

Periode ini dimulai pada akhir tahun 1970-an, semua itu diakibatkan dengan adanya aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa malaria, pemilu tahun 1977, pengaruh revolusi Iran, dan keadaan ekonomi Indonesia yang baru ditata pada awal pemerintahan orde baru yang melahirkan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi, dan sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga perancis.

Pada awal 1970-an Toffler menyebutkan sebagai zaman informasi, namun dikarenakan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak mengikuti perkembangan telematika.

Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Indonesia mulai mengenal jaringan telepon, komputer, stasiun radio nasional dan internasional, dan saluran televisi nasional, walaupun penggunaannya masih dalam tahap terbatas. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemberian penghargaan dari PBB pada tahun 1984 serta kepemilikan satelit dan perkembangan ekonomi yang semakin meningkat

Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.

Penggunaan teknologi telematika di Indonesia masih sangat terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagai email dalam suatu group dirintis pada tahun 1980an. Pada tahun-tahun tersebut istilah unix, email, PC, BBS, modem, Ethernet masih merupakan kata-kata langka untuk didengar.

Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika atau minimal mengetahuinya.

2. Periode Pengenalan

Periode ini dumulai pada tahun 1990-an. Disini teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat sudah mulai mengenalnya. Jaringan radio amatir mulai marak pada awal tahun 1990, bahkan jangkauannya sampai keluar negeri, pada sisi lain milis terus berkembang.

Internet mulai masuk Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, pada tahun yang sama pula beroperasi ISP komersil pertama yaitu INDOnet

Dua tahun keterbukaan informasi ini, mendorong adanya kesadaran politik dan usaha dagang, hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional.

Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998, Indonesia mulai mengenal komputer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio, dan televise internasional/ televise kabel.

Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).

3. Periode Aplikasi

Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai dilaksanakan, dan diaplikasikan.

Pada awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.

Berdasarkan data statistik diatas menunjukkan bahwa aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia, walaupun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.

Share:

Fungsi Telematika

1. Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.

2. Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan; keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.

Peran Telematika

Telematika di Indonesia memiliki tiga peran pokok, antara lain :

1. Mengoptimalkan proses pembangunan. Telematika memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat berupa sarana telekomunikasi yang memuahkan masyarakat saling berinteraksi tanpa terhalang jarak. Dengan telematika, proses komunikasi menjadi mudah sehingga mudah pula untuk menyebarkan informasi dari satu daerah ke daerah lain.

2. Meningkatkan Pendapatan. Produk dan jasa teknologi telematika merupakan komoditas yang memberikan peningkatan pendapatan bagi perseorangan, dunia usaha bahkan negara dalam bentuk devisa hasil ekspor jasa dan produk industri telematika.

3. Pemersatu bangsa. Teknologi telematika mampu menyatukan bangsa melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area dengan cepat tanpa terhalang jarak daerah masing-masing.

Dampak Penggunaan Telematika

Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :

1. Penghematan transportasi dan bahan bakar.

2. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.

3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.

4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.

Share:

ASAL MULA TELEMATIKA

Orang Indonesia ternyata memang sering sekali mengadopsi bahasa. Salah satu contohnya adalah kata “TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.

Untuk mengerti makna TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari

Tele=”Telekomunikasi”,

ma=”Multimedia” dan

tika=”Informatika”

Sementara dari hasil membaca Pengantar Telematika pada Mata Kuliah Hukum Telematika Universitas Indonesia tertulis sebagai berikut :

Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.

Jika membaca dari kedua tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah “Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika”. Saya sendiri dalam percakapan sehari-hari saya lebih sering menggunakan kata “IT” daripada Telematika ataupun ICT. Ataukah memang sudah seharusnya kita menggunakan kata Telematika untuk menggantikan kata IT ataupun ICT? Namun rasanya, kok terlalu dipaksakan ya, jika kita sendiri masih belum mengerti makna sesungguhnya.

Share:


Diberdayakan oleh Blogger.